Daftar IndiHome Di Tangerang Klik banner dibawah ini

Home » » menjadi hamba yang selalu bersyukur

menjadi hamba yang selalu bersyukur








jadwal sholat


Prayer Times For 6 Million Cities Worldwide

Country:


menjadi hamba yang selalu bersyukur


Rasulullah Saw adalah pemimpin ummat yang konsisten dalam menegakkan qiyamullail. Beliau rela bersusah-payah menahan kantuk dan berdiri lama, bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa beliau-demi menahan kantuknya itu-mengikatkan badan beliau pada suatu penahan agar belia tetap tegak berdiri (tidak jatuh), padahal beliau telah dijamin oleh Allah SWT dengan surga-Nya.

Tak ayal, bengkak-bengkak pada kaki Rasulullah Saw pun timbul akibat lamanya beliau berdiri ketika bermunajat di sepertiga malam terakhir itu. Subhanallah. Ketika isteri beliau bertanya, “Wahai Rasulullah Saw, kenapa engkau bersusah payah dalam beribadah padahal Allah telah menjaminmu dengan surga?” Dengan retoris Rasulullah Saw menjawab, “Apakah aku tidak boleh menjadi hamba-Nya yang bersyukur?”


Kisah tersebut adalah kisah indah yang membekaskan banyak hikmah. Pertanyaan yang dilontarkan oleh isteri beliau seakan mewakili sebuah pertanyaan yang lazim pada diri kita sekarang ini. Kita heran ketika seorang hamba diberikan dispensasi untuk bersenang-senang atau bersantai-santai, dia justru tidak mau memanfaatkannya.

Kita heran ketika menyaksikan orang yang sudah kaya tetapi dia tetap terus bekerja, kita heran menyaksikan orang yang sudah pintar tetapi dia tetap terus belajar, dan sebagainya. Pertanyaan ini boleh jadi timbul karena yang bertanya adalah hawa nafsu kita bukan hati nurani kita. Hawa nafsu cenderung pada kesenangan yang menipu, namun hati selalu cenderung pada kesenangan yang hakiki.

Terus belajar, terus bekerja, terus berinstospeksi dan memperbaiki diri adalah wujud kesenangan hati yang tidak disukai oleh hawa nafsu. Dia rela melakukan semua itu sebagai wujud cinta, bakti, dan syukur kepada Allah SWT. Posisi yang menguntungkan bukan makin melemahkan semangat, justru makin melejitkan semangat untuk terus berbuat sesuatu yang berarti demi meraih ridho-Nya.

Dalam kaitannya dengan ibadah kurban, saya mengambil pelajaran bahwa Rasulullah Saw bercapai-capai, bersusah-payah mengurbankan fisiknya menegakkan qiyammullail hanya karena ingin membuktikan bahwa beliau adalah hamba Allah yang bersyukur.

Menjadi hamba Allah yang bersyukur (abdan syakuran) agaknya bukan menjadi hal yang mudah, terlebih bagi kita yang masih banyak berkubang dengan dosa. Membuktikan syukur tidak sekedar dengan cara lisan mengucap “Alhamdulillah”, tetapi yang lebih essensial adalah dengan ketatatan dan pengorbanan (baik harta atau jiwa) demi menegakkan suatu ibadah kepada-Nya.
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : kampungbritania.16mb.com | ubersocial for access | jasa twitter client | dijual murah | jasa animasi flash |
Copyright © 2012. BLOG @OfficialSGD - semua tentang indonesia
contact us @ Inspired Indonesian blogger
Proudly powered by Blogger