Daftar IndiHome Di Tangerang Klik banner dibawah ini

ARTIKEL

PERKEMBANGAN SERAT OPTIK DI INDONESIA
Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
mari kita bahas mengenai PALAPA RING, proyek pembangunan jaringan serat optik yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, sedangkan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer. Jika pembangunan wilayah timur yang sudah dimulai sejak 2009 selesai, tiap ibukota 440 kabupaten/kota akan terhubung via serat optik yang notabene jalur telekomunikasi paling efisien. Artinya, jika proyek ini tuntas, nusantara akan “bersatu”.


Rencana pemerintah, Palapa Ring merupakan jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut atau pun lewat daratan. Tujuannya ini nih: membuat sambungan jarak jauh yang mudah & murah, penetrasi jaringan telpon dan internet, membangun infrastruktur fundamental jaringan komunikasi, dan mengatasi kesenjangan info antardaerah. Mantap kan?

Mau tau biaya pembangunan serat optik dengan total panjang 35280 km (di laut) dan 20737 km (di darat) ini? mencapai $ 1517 miliar atau setara dengan 13653 triliun Rupiah. Wow, jumlah yang sangat besar! Uniknya, dana sebesar itu tak masuk dalam APBN. Bukannya mempersilakan APBN dipakai untuk membangun gedung baru DPR yang ga jelas itu, tapi karena sudah kuatnya konsorsium operator telekomunikasi Indonesia sehingga bisa menyokong investasi ini.

Dengar-dengar nih ya, sekarang jaringan yang sudah terbangun mencapai 15000 km. Sudah sangat panjang, tapi masih kurang banyak dari target. Walaupun sudah melalui studi kelayakan untuk mencapai desain optimum dan perkiraan trafik telekomunikasi di masa depan, yang namanya hambatan pasti ada. Apalagi untuk proyek sebesar ini. Mulai dari hambatan alam seperti wilayah timur Indonesia yang sangat sangat luas dan kondisinya berupa ribuan kepulauan, sampai pada hambatan institusional macam keterbatasan vendor penyedia kapal (untuk masang serat optik bawah laut), mundurnya 1 anggota konsorsium sampai SK menteri dalam negeri yang menghentikan sementara proyek ini.

Apapun masalahnya, semoga saja cepat teratasi. Boleh kita berharap selesai tepat waktu target (2013) atau malah lebih cepat dari itu mengingat begitu banyaknya manfaat Palapa Ring ini. Berdoa semoga proyek ini lancar, dan sambil menunggu manfaatkan sebaik mungkin fasilitas komunikasi yang sudah ada saat ini (terlebih untuk kita yang kebetulan tinggal di Indonesia bagian barat. Banyak saudara kita di Indonesia timur yang bahkan masih menunggu jaringan telepon dan internet, pren!). Saya sendiri juga baru berusaha untuk mempelajari lebih dalam mengenai serat optik, sehingga kalau Palapa Ring jadi, dan menghadapi kemungkinan mengalami beberapa gangguan nantinya, saya bisa menjadi salah satu ahli yang bisa memberikan solusi. Amin.

Dan bersatulah nusantara! Dan berjuanglah untuk jadi nomor satu, Indonesia!
------------------------------------------------------------------------------------

perbedaan dan persamaan PCM 30 dan PCM 24
a. PCM 30

PCM 30 mempunyai primary rate sebesar 2.048 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik. Tiap frame mengandung 32 time slot, 30 time slot digunakan untuk pembicaraan, 1 time slot untuk sinkronisasi, dan 1 time slot untuk signaling. Setiap time slot mengandung 8 bit sampel. Kanal voice ini kemudian dimultiplex secara sinkron ke dalam sebuah 2-Mbps data stream, yang biasa disebut E1. Speech code PCM ditransmisikan 8 bit per time slot sebanyak 8000 kali dalam satu detik.sehingga data ratenya menjadi 64 kbps.

b. PCM 24

PCM 24 mempunyai primary rate sebesar 1.544 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik. Tiap frame mengandung 24 time slot. Dalam setiap frame ditambahkan satu bit frame, satu frame alignment atau sinkronisasi bit (S-bit). Kanal yang digunakan disebut T1. Pada T1 tidak ada time slot yang berfungsi sebagai signaling. Satu bit pada tiap time slot setiap frame ke-6 diganti menjadi signaling information. Sebagai konsekuensi, hanya 7 dari 8 bit yang digunakan, sehingga besar data ratenya menjadi 56 kbps.

persamaan PCM 30 dengan 24
- Frekuensi Sampling : 8 KHz
- Jumlah sampling per time slot : 8000 sample/detik
- Periode pulse frame : T = 1/f = 125 usec
- Jumlah bit dalam 1 time-slot : 8 bit
- Bit rate per time-slot : 8000 x 8 = 64 Kbps
pensampelan = 8000 sample per detik

perbedaan
PCM 30
jumlah bi per frame = 126
jumlah time slot per frame = 32
bit rate per frame = 2048
PCM 24
jumlah bi per frame = 193
jumlah time slot per frame = 24
bit rate per frame = 1544
-----------------------------------------------------------------------------
  Dari rencana PT TELKOM sampai tahun 2003, penetrasi telepon secara Naasional baru akan mencapai kira-kira 3.5 telepon per 100 penduduk ). Untuk daerah-daerah Indonesia bagian Timur dan daerah-daerah terpencil, diperkirakan jumlah telepon masih akan sangat rendah. Sehingga diperkirakan, untuk daerah-daerah yang sangat terpencil, penggunaan terminal LEO- apalagi dari sistem yang lebih murah-masih cukup feasible. Biaya telepon dari Jayapura ke Jakarta sudah sama dengan biaya telepon IRIDIUM (US$3 per menit). Sistem LEO akan diproyeksikan dapat memberikan solusi bagi kebutuhan telekomunikasi pedesaan, maupun sebagai komplementer terhadap selular. Dengan demikian, paduan antara LEO dan selular merupakan sistem dengan daya kemampuan penetrasi pasar yang tinggi. karena Handheld, kemungkinan sistem LEO masih jauh lebih murah dibanding VSAT yang beroperasi dengan PALAPA. Sehingga ada daerah-daerah yang sangat remote yang akan memakai terminal LEO. Namun, perlu diingat bahwa sistem LEO ini, karena lebar pitanya relatif sempit, dan juga karena batasan link-budget, hanya terbatas untuk sinyal suara dengan kecepatan sekitar 2.4 s.d. 4.8 kb/s, jauh dibawah kemampuan VSAT yang akan mampu-sesuai dengan perkembangan teknologi-menyalurkan sinyal-sinyal kecepatan tinggi (64 kb/s.2 Mb/s, ..)

.
3.5 INDOSAT
Untuk hubungan Luar Negeri ini, INDOSAT mungkin dapat menawarkan jasa-jasa tambahan kepada langganan-langganan yang membutuhkan, terutama bagi mereka yang mobilitasnya tinggi dan termasuk "High Income Group", melewati jasa LEO terutama sistem IRIDIUM yang tidak mengenal batas negara. Bagi sistem tipe GLOBAL STAR, sistem LEO hanya akan merupakan perpanjangan tangan PSTN untuk menggapai pemakai di luar jangkauan aksesnya. Sambungan ke luar negeri baru mungkin dengan terlebih dahulu melewati PSTN PT TELKOM serta GATEWAY internasional.
 
 
Support : kampungbritania.16mb.com | ubersocial for access | jasa twitter client | dijual murah | jasa animasi flash |
Copyright © 2012. BLOG @OfficialSGD - semua tentang indonesia
contact us @ Inspired Indonesian blogger
Proudly powered by Blogger